Pergantian generasi di dunia kerja menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan dalam tata kelola sumber daya manusia. Di dunia kerja saat ini sudah tidak asing dengan rekan kerja lintas generasi. Yaitu, generasi baby boomers yang paling senior, generasi X, milenial atau generasi Y, hingga generasi Z yang paling muda di kantor.

Tiap generasi ternyata memiliki karakteristik masing-masing yang menentukan kelebihan dan kekurangan di tempat kerja. Bekerja sama dengan berbagai orang memang bukan hal yang mudah. Menyatukan pikiran antar sesama usia saja sudah banyak tantangannya, apa lagi dengan orang yang berusia lebih tua atau muda. Perbedaan pandangan dan perspektif sering kali menimbulkan masalah komunikasi hingga memicu konflik tersendiri.

Generasi baby boomers atau yang lahir 1940-an hingga awal 1960-an saat ini kebanyak sudah menikmati pensiun. Namun tidak menutup kemungkinan mereka masih bekerja, etos kerja yang kuat dan dedikasi tinggi kepada perusahaan juga menjadi karakter dari generasi ini. Kemudian generasi X yang lahir tahun 1960-an hingga akhir 1980-an, mereka yang lahir sebagai generasi X, umumnya lebih menghargai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tetapi mereka fleksibel, mampu beradaptasi dengan baik, dan senang mengembangkan kemampuan yang menunjang karier mereka serta problem solver yang baik.

Beda genarasi beda pula karakternya, generasi Y atau generasi milenial yang lahir tahun 1980an hingga 1995. Generasi ini yang sekarang banyak ada diperusahaan. Meereka cenderung kreatif, berpendidikan tinggi, dan fasih dengan teknologi. Makanya, generasi ini biasanya punya pola kerja yang lebih efisien. Dan generasi yang paling muda yaitu generasi Z di atas 1995an. Karena rata-rata masih berusia muda, belum banyak karakteristik yang bisa digali dari mereka. Teknologi adalah hal yang nggak bisa dipisahkan dari keseharian mereka, membuat mereka kreatif dan mampu melakukan multi-tasking dengan baik saat bekerja. Karena menghadapi persaingan kerja yang lebih ketat dibandingkan generasi sebelumnya, gen-Z cenderung realistis soal kerjaan. Mereka tertarik untuk menjadi pionir lewat wirausaha, tapi juga nggak ragu belajar dan bekerja keras pada perusahaaan tempatnya bekerja.

Lantas, bagaimana menangani lintas generasi ini di perusahaan?

  1. Tingkatkan engagement karyawan satu dengan yang lainnya bisa melalui proyek yang dikerjakan,
  2. Brain stroming bersama,
  3. Menyebarkan visi dan semangat yang sama.

Memang perbedaan tidak dapat dihilangkan, namun setidaknya tidak buat perbedaan tersebut makin besar. Dan, memang sebagian besar literatur atau penelitian terkait lintas generasi ini masih mengacu pada budaya Barat. Namun, setidaknya kita mendapatkan sedikit gambaran soal perbedaan antargenerasi ini untuk kemudian disesuaikan dengan situasi di dunia kerja. Dan ke depannya, yang harus dipahami adalah peran Gen Y sebagai pengelola dan pemimpin. Sementara Gen X dan veteran mendukung dari belakang, dengan memastikan prosesnya. Gen X dan baby boomers menjadi konselor para Gen Y. Hakikatnya, setiap generasi harus berkolaborasi dengan kelebihan yang ada, bukan berjalan masing-masing.

PT Strategic Partner Solution

The Bellezza Shopping Arcade 2nd Floor Unit SA15-16, Jl. Arteri Permata Hijau, Kec. Kby. Lama DKI Jakarta 12210
Phone: +62 81287000879
Email: info@myspsolution.com

© 2022 OrangE HR. All Right Reserved.
icon