Design thinking adalah proses memecahkan masalah menggunakan pendekatan solusi praktis dan kreatif yakni dengan menekankan pendekatan dari sisi user. Melalui proses design thinking ini, diharapkan kamu dapat memecahkan masalah, menciptakan produk atau aplikasi solutif yang efektif dengan memahami kebutuhan pengguna terlebih dahulu.

Setelah mengetahui pengertian dan manfaat design thinking pada artikel sebelumnya, sekarang kamu akan mengetahui elemen dan cara penerapan design thinking.

4 Elemen Design Thinking

1. People centered

Kembali ditekankan bahwa metode design thinking adalah tindakan yang berpusat pada hal yang dibutuhkan dan diinginkan pengguna, dalam hal ini manusia. Mengapa harus berfokus pada manusia? Karena jika kamu tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pengguna, metode ini tidak akan berguna dengan baik.

Prinsip ini dimulai dengan empati dan fokus terhadap riset untuk benar-benar memahami manusia, yaitu klien, pelanggan atau pengguna.

2. Highly creative

Untuk menggunakan metode design thinking, kamu bisa berkreativitas sebebas mungkin, karena tidak ada aturan yang terlalu kaku dan baku. Menciptakan atmosfer atau suasana yang terbuka dan menyenangkan sangat penting untuk memproduksi kreativitas yang lebih berkualitas. Hal ini memberikan kamu kesempatan untuk melihat masalah dengan cara baru, dari perspektif yang berbeda, dan memberikan kamu kesempatan untuk memikirkan solusi yang lebih bervariasi.

3. Hands on

Proses design thinking memerlukan pengujian langsung oleh tim desain, bukan hanya membuat teori atau gambaran di atas kertas. Pembuatan prototipe ini dapat dijadikan sebagai metode komunikasi untuk mengetes data yang telah dibuat. Meskipun itu hanya produk sampel atau ide yang digambar di atas kertas, membuat sebuah produk yang bisa dilihat dan diraba secara nyata dapat menjadi representasi dari solusi yang ingin kamu ciptakan, yang akan memberikan feedback secara langsung.

4. Iterative

Proses design thinking adalah proses yang memiliki tahapan yang berulang-ulang untuk melakukan improvisasi agar menghasilkan produk atau aplikasi yang baik sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna. Sehingga ketika kamu sudah mendapatkan solusi atau produk dari ide awal kamu, penting untuk terus menantang diri dan menyusun kembali masalah awal kamu.

Cara Penerapan Design Thinking

1. Empathize

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun empati dengan pengguna. Empathize atau empati dapat dilakukan dengan menekankan emosi pada perspektif pemikiran pengguna. Anda bisa mencoba merasakan emosi dari sisi pengguna, kemudian Anda akan memahami posisi dan perasaan pengguna. Dengan memahami psikologi orang, maka akan mudah mengidentifikasi masalah dan memahami solusi dari permasalahan yang dihadapi. Solusi yang ada digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

2. Define

Langkah kedua adalah mendefinisikan ulang (define). Apa tujuan dari define dalam design thinking? Anda dihadapkan untuk mendefinisikan masalah dari informasi atau umpan balik yang terkumpul dari tahapan sebelumnya. Yang harus diperhatikan, psikologi pengguna tetap ditekankan dan tuliskan masalah dalam satu atau dua kalimat singkat terkait masalah yang dihadapi.

3. Ideate

Dalam tahap ini, kamu diajak untuk mengumpulkan ide, lalu menentukan dan mencari solusi tentang masalah yang ada. Oleh karena itu, proses brainstroming akan melahirkan ide inovatif yang diinginkan sebagai pemecahan masalah. Dalam proses menemukan solusi terdapat beberapa tools yang bisa digunakan misalnya menggunakan mind mapping hingga brainstroming. Dengan membuat kerangka berpikir, perusahaan dapat dengan efektif membuat pengembangan sebuah produk.

Baca Juga: Siapa Saja yang Bisa Menggunakan Metode Design Thinking?

4. Prototype

Setelah brainstorming, kamu memiliki banyak solusi. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi solusi dan membuatnya dalam bentuk prototipe. Membuat prototipe berarti adalah membuat perubahan akhir atau penambahan bentuk atau fitur baru dari suatu produk. Prototipe ini merupakan visualisasi dari bentuk nyata solusi untuk permasalahan yang ada.

5. Test

Pada tahap terakhir, kamu harus menguji secara langsung prototype yang dibuat. Banyak orang menganggap tahap uji coba sebagai langkah opsional, tetapi sebenarnya tidak. Penting untuk dipahami, bahwa umpan balik dari produk pengujian seringkali memungkinkan jadi bahan evaluasi dari solusi. Ini adalah proses yang baik untuk menjawab pertanyaan apakah perusahaan mendapatkan dampak positif atau sebaliknya? Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah ide yang telah dihasilkan efektif atau tidak.

PT Strategic Partner Solution

The Bellezza Shopping Arcade 2nd Floor Unit SA15-16, Jl. Arteri Permata Hijau, Kec. Kby. Lama DKI Jakarta 12210
Phone: +62 81287000879
Email: info@myspsolution.com

© 2022 OrangE HR. All Right Reserved.
icon